Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus menyoroti risiko ketidakpastian global akibat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, ketidakpastian global masih menghantui seiring dengan masih hadirnya Covid-19 varian Omicron.
Menurutnya, pada tahun 2022 mendatang, anggaran fiskal negara masih digunakan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Sebab pemerintah mengaku masih akan menghadapi ketidakpastian dan tantangan yang sangat besar.
“Kami sangat menyadari bahwa kita masih menghadapi ketidakpastian yang paling besar, yaitu dengan Covid-19,” kata Sri Mulyani secara virtual, Selasa (30/11).
Sri Mulyani mengungkapkan, ditengah ketidakpastian, pemerintah tetap melakukan upaya terbaik untuk penanganan wabah. Diantaranya, dengan mempercepat program vaksinasi Covid-19 dan terus disiplin dalam protokol kesehatan.
Selain itu, pemerintah pun masih akan mendukung berbagai langkah penanganan pandemi baik dari sisi kesehatan maupun pemulihan ekonomi melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Pada tahun lalu, anggaran PEN terserap lebih dari 80 persen atau Rp 575 triliun dari total anggaran yang dialokasikan. Begitu juga dengan 2021.
Sri Mulyani memastikan pemerintah bakal terus mempercepat penyerapan dana PEN menjelang akhir tahun. Ia juga menambahkan, pemerintah juga tetap melakukan reformasi struktural di berbagai sektor guna mendorong pemulihan ekonomi. Ini supaya negara dapat kembali pulih dan bisa mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Penyederhanaan regulasi juga sangat relevan, khususnya di sektor industri hulu migas,” pungkasnya.